Kamis, 22 September 2011

Sensus Pajak Mulai 30 September 2011

News
Tempo Interaktif, 21-September-2011



Sensus Pajak Mulai 30 September

Direktorat Jenderal Pajak bakal menggelar Sensus Pajak Nasional mulai 30 September. Petugas pajak, dibantu Badan Pusat Statistik, akan menyambangi masyarakat dari pintu ke pintu untuk mendata wajib pajak hingga akhir 2012


TEMPO Interaktif, Jakarta -- Direktorat Jenderal Pajak bakal menggelar Sensus Pajak Nasional mulai 30 September. Petugas pajak, dibantu Badan Pusat Statistik, akan menyambangi masyarakat dari pintu ke pintu untuk mendata wajib pajak hingga akhir 2012.

Direktur Jenderal Pajak Fuad Rahmany mengatakan program sensus akan dibuka di pusat belanja Mangga Dua, Jakarta. Diikuti serentak di 300 kantor pelayanan pajak di seluruh Indonesia. "Orang yang belum bayar pajak di Indonesia banyak banget. Karena itu, kami kembangkan (sensus)," ujarnya kemarin.

Sensus tersebut akan menyasar masyarakat berpendapatan besar. Karena itu, ada tiga kawasan utama yang akan didatangi petugas pajak, yakni gedung-gedung bertingkat, kawasan komersial, dan permukiman elite.

Diharapkan, dalam tiga bulan pertama sensus (akhir 2011), sebanyak 1,5 juta responden atau wajib pajak baru bisa didatangi. Hasilnya akan menjadi acuan pelaksanaan selanjutnya pada 2012.

Menurut Fuad, pemerintah ingin meningkatkan jumlah pembayar pajak. Maklum, kesadaran membayar pajak masih sangat rendah. Dari 238 juta penduduk Indonesia, sekitar 44 juta orang dianggap layak membayar pajak. Tapi, dari jumlah itu, hanya 8,5 juta orang yang memenuhi kewajibannya.

Pajak badan juga memprihatinkan. Di negeri ini, tercatat ada 22,6 juta badan usaha, baik yang berdomisili tetap maupun tidak. Namun hanya 466 ribu badan usaha yang membayar pajak. "Hanya sedikit yang patuh pajak," kata Fuad.

Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati mengatakan sensus pajak diharapkan dapat menjaring banyak wajib pajak baru dan memperbaiki database wajib pajak lama. "Dari itu nanti kami lihat potensi pajaknya," ujarnya.

Pengamat ekonomi dari Universitas Gadjah Mada, Anggito Abimanyu, menilai program sensus pajak akan meningkatkan kepatuhan masyarakat dalam membayar pajak. "Ini rencana bagus," katanya.

Anggito menyarankan agar pemerintah mengutamakan pendataan wajib pajak perorangan yang masih rendah porsinya. Menurut dia, banyak individu yang multi-income atau memiliki penghasilan dari banyak sumber tapi tak terekam petugas pajak. Mereka misalnya para pejabat, pengacara, artis, dan konsultan.

Pemerintah hendaknya juga memberikan konseling dan sosialisasi cara membayar pajak kepada masyarakat. "Sebab, berbeda dengan wajib pajak perusahaan," ujar Anggito.

Minggu, 18 September 2011

Kode 666 Dalam Microchip Mondex

Jauh-jauh hari sebelum ada perkembangan teknologi seperti sekarang ini, Tuhan telah menyampaikan pesan nubuatan melalui hamba-hambaNya. Bahwa akan ada satu penguasa yang akan memerintah dunia ini dengan kekuasaan sangat besar. Allah telah menyingkapkan kejadian masa depan ini supaya umat-Nya menjadi waspada dan sadar terhadap rencana-rencana iblis. Dia ingin semua umat-Nya diselamatkan dalam Yesus Kristus, luput dari aniaya besar yang akan terjadi. Gereja Tuhan hendaknya menggunakan hikmat Allah dalam bertindak, tekun dalam menuruti perintah Allah dan beriman teguh kepada Yesus.


Teknologi yang berkembang dengan luar biasa ini sedang mempersiapkan munculnya satu tokoh baru yang akan memerintah dunia ini. Dia adalah antikristus. Alkitab menjelaskan dalam Wahyu 13:18, antikris mempunyai bilangan seorang manusia yang berjumlah 666. “… karena bilangan itu adalah bilangan seorang manusia, dan bilangannya ialah enam ratus enam puluh enam”. Ia memiliki kekuasaan yang sangat besar di bumi dan menguasai perekonomian dunia. Ia akan menyebabkan semua orang besar dan kecil masuk dalam sistem keuangan yang ditetapkannya. Mereka yang tidak mau mengikuti aturan mainnya, tidak dapat melakukan bisnis apapun. Orang ini tidak bisa membeli barang-barang di supermarket, tidak bisa berbelanja, tidak bisa
membeli ataupun menjual. Hanya yang memakai tanda 666 pada tangan atau dahinya saja yang bisa berbisnis, membeli dan menjual. “… Dan tidak ada seorangpun yang dapat membeli atau menjual selain dari pada mereka yang memakai tanda itu, yaitu nama binatang itu atau bilangan namanya…” (Wahyu 13:16)


Penggunaan 666


Nubuatan Alkitab sedang digenapi. Pemakaian tanda 666 yang ada di dalam microchip sudah mulai dipakai di beberapa negara. Di Hongkong telah dipromosikan microchip Mondex yang ditanamkan dalam tubuh manusia. Sekitar 120.000 orang Hongkong diberi tanda ini. Mereka yang mempunyai tanda ini mendapat fasilitas dan kelebihan khusus. Di bandara Belgia ada tempat lounge (ruang tunggu) yang istimewa. Hanya orang yang menggunakan tanda 666 bisa masuk ke dalam ruangan ini. Cukup dengan menempelkan tanda pada scanner komputer, mereka mendapatkan fasilitas yang lebih. Sistem seperti Mondex dengan basis kode bar 666 ini sepertinya akan dipakai antikris dalam mengontrol dan menguasai keuangan perekonomian dunia.


Saudara bisa membayangkan apabila suatu hari ada satu bank besar di Indonesia yang mengumumkan untuk promosi penanaman microchip secara gratis dibatasi hanya 1.000.000 orang saja. Kira-kira apa yang terjadi? Sepertinya yang sudah Saudara ketahui di seluruh bank yang ada di Indonesia sekarang ini sedang gencar-gencarnya mempromosikan penggunaan kartu kredit dan kartu ATM. Mereka yang ingin memiliki kartu ATM bisa mendaftarkan diri dan mengajukan permohonan tanpa dipungut biaya sama sekali asal menabung di bank tersebut. Kemudahan dalam transaksi bisnis karena adanya perkembangan teknologi smart card ini menarik minat semua orang. Apalagi untuk mendapatkannya gratis. Bagaimana jika yang gratis itu adalah penanaman microchip Mondex ini? Mereka yang memakai tanda 666 di dahinya atau di tangannya memang akan mendapat fasilitas yang lebih. Itulah yang Alkitab katakan bahwa “… tidak ada seorangpun yang dapat membeli atau menjual selain dari pada mereka yang memakai tanda itu, yaitu nama binatang itu atau bilangan namanya”.



Mondex


Mondex adalah nama sebuah perusahaan yang menyediakan sistem pembayaran tanpa uang tunai. Sistem ini telah dibeli oleh lebih 20 negara besar. Sistem ini diciptakan pada tahun 1990 oleh seorang bankir London bernama Tim Jones yang bekerja sama dengan Graham Higgins dari Natwest Coutts, sebuah bank pribadi dari keluarga Kerajaan Inggris. Sistem ini didasarkan atas teknologi Smart Card (teknologi yang dipakai oleh SIM Card pada handphone) yang memanfaatkan microchip yang dilekatkan pada kartu plastik (kartu kredit) dan mampu menyimpan informasi elektronik seperti pembayaran, identifikasi maupun bermacam-macam informasi penting lainnya. Semua transaksi dimungkinkan melalui penerapan SET (Secure Electronic Transaction / Transaksi Elektronik yang Aman).


Mondex singkatan dari Monetary and Dexter. Berdasarkan Webster’s Dictionary Encylopedia (kamus Webster), arti kata-kata tersebut adalah: Money: Segala sesuatu yang berhubungan dengan uang… Dexter: Menunjukkan lokasi yang ada di tangan kanan manusia.


Microchip yang ada dalam “card Mondex” mengandung lambang angka (bar code). Lambang atau kode garis ini mewakili angka antikris yaitu 666 (GIA WebMaster: untuk penjelasan bar code dapat dibaca pada artikel “Tanda binatang ada di kehidupan kita”). Sistem Mondex akan menjadi solusi yang tepat untuk perekonomian dunia yang sedang dilanda krisis mata uang. Mondex merupakan satu sistem yang mendukung terciptanya satu mata uang dunia tanpa uang tunai. Mungkin sistem ini pula yang akan mewujudkan penguasaan antrikris atas dunia ekonomi di masa akan datang.


Microchip Mondex yang tertanam dalam tubuh manusia menyimpan kode 666. Mereka yang memakai microchip ini mendapat fasilitas khusus. Mereka tinggal meletakkan tangan mereka di atas scanner komputer dan semua transaksi jual beli dapat dilakukan dengan otomatis tanpa menggunakan uang tunai. Di masa yang akan datang, untuk melakukan kegiatan transaksi jual beli, setiap orang harus mempunyai tanda ini. Di kepala (dahi) atau di tangan kanannya. Kata bahasa Yunani dalam Alkitab untuk “tanda” binatang tersebut adalah “Charagma” yang berarti cap (stempel), lencana atau tanda perbudakan, perhambaan atau kerja paksa. Bilangan 666 adalah ungkapan Yunani untuk “stigma” yang berarti menusuk atau menggores sebuah tanda sebagai tanda kepemilikan. Jadi mereka yang menggunakan tanda 666 secara tidak langsung dicap sebagai budak antikris.

http://maskolis.blogspot.com/2011/09/kode-666-dalam-microchip-mondex.html

Rabu, 14 September 2011

Pesawat Terbang Bukti Kemajuan Peradaban Inca Kuno

Selama ini, berbagai artifak-artifak misterius telah ditemukan di berbagai belahan dunia dengan bentuk dan fungsi yang masih diperdebatkan. Salah satunya adalah artifak yang diduga berbentuk mirip pesawat yang ditemukan di Mesir, yaitu Saqqara Bird.

Meskipun telah diteliti dan secara desain Saqqara bird tidak mampu untuk terbang jauh, namun desainnya yang mengacu kepada desain pesawat modern telah menimbulkan berbagai spekulasi mengenai asal usul artifak ini.
Lalu,apakah artifak serupa hanya ditemukan pada peradaban Mesir kuno? Ternyata tidak, peradaban Prekolombia yang pernah eksis ribuan tahun yang lalu ini juga memiliki artifak dengan bentuk serupa.


Entah apa yang terjadi pada masa lampau sehingga berbagai artifak misterius ditemukan dengan fungsi yang tidak jelas, dan salah satunya adalah artifak ini.



Sebuah artifak berupa perhiasan emas ditemukan di sebuah tempat di wilayah Amerika Tengah dan Selatan, sayang tidak ada keterangan pasti dimana lokasinya. Artifak tersebut terbuat dari emas, dan diperkirakan telah berumur lebih dari 1000 tahun, karena peneliti tidak dapat memastikan kapan artifak tersebut dibuat.

Pada tahun 1954, Pemerintah Kolombia mengirimkan koleksi artifak emasnya kepada sejumlah museum di Amerika Serikat. Selama berada di Amerika, seorang pengusaha berlian terkaya di wilayah itu ingin membuat replikanya dan mencoba untuk mengungkap misteri yang tersembunyi dalam setiap artifak tersebut.

Salah satu artifak tersebut kemudian dikirimkan kepada seorang zoologist bernama Ivan T. Anderson untuk diteliti. Ketika melihat desain benda tersebut, Ivan teringat akan bentuk pesawat terbang, kemudian ia meminta pendapat dari seorang ahli aerodinamis pesawat terbang asal Aeronautical Institute of New York, Dr. Arthur Poyslee.

Dari hasil investigasinya, memang benda tersebut memiliki kemiripan dengan desain pesawat terbang modern, dan bentuk sayapnya tidak mirip dengan hewan manapun di dunia, namun belum dapat dipastikan apakah artifak tersebut menggambarkan desain pesawat terbang masa lampau, karena masih membutuhkan penelitian yang lebih jauh lagi.



Artifak yang berukuran kurang lebih 2 inchi tersebut diperkirakan berasal dari peradaban Sinu, Chimu, atau Mochica, yaitu peradaban Inca kuno yang eksis pada tahun 500 samapi 800 sebelum masehi.

Kembali pada desain benda ini, menurut Dr. Arthur, jika artifak ini adalah merepresentasikan hewan, maka penempatan bagian sayap dalam benda ini salah karena pusat gravitasinya tidak akan sesuai sehingga tidak memungkinkan untuk terbang.

Sebaliknya, konfigurasi sayap depan dan belakangnya sangat ideal untuk mesin jet berkecepatan tinggi seperti desain pesawat Concorde! meski hanya berupa gambaran saja.

Apakah peradaban masa lampau sudah memikirkan aspek aerodinamis segala, sampai-sampai pesawat concorde pun menggunakan desain serupa?




https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMqBRx_YzzA9p4pZqFeoRIh4n30Di1FGr_D9yEq5yZwn9QxmvabhV47Yj7qPXDzOgBWrqPUAVxfMdcXm4FKH6jgH6Yw9V3cCHG3lOJSkLSYIZ3XpfGTlSb_F1f5DXvSr7mmxLjYPL6xyY/s1600/images.jpeg

Jika kita perhatikan, memang sekilas artifak tersebut berbentuk mirip dengan sejenis hewan, walaupun ekornya aneh. Para arkeolog menyebut artifak ini sebagai zoomorphic objects, yaitu benda yang berbentuk seperti hewan.

Tetapi, jika memang bentuknya mirip hewan, lalu, hewan apakah itu? Jika dilihat dari bentuk kepala, tubuh, serta bagian yang mirip dengan sayap, mungkin benda ini bentuknya mirip dengan sejenis ikan terbang, namun dengan bentuk ekor yang berbeda.

Bentuk ekornya memang sangat mirip dengan bentuk ekor pesawat terbang modern, coba bandingkan bentuk ekor benda ini dengan ekor pesawat terbang. Walaupun kelihatannya memaksa, tetapi pada bagian ekornya, juga terdapat tailplane yang biasanya terdapat pada pesawat modern.

Sementara itu, para peneliti yang lain masih sibuk dengan cara kerja dan aspek aerodinamis pada artifak ini. Mereka berpendapat jika benar artifak ini adalah sebuah rancangan pesawat terbang, maka benda ini tidak akan bisa terbang karena desainnya yang tidak memungkinkan.

Namun, mereka menemukan sesuatu dalam artifak ini. Pada bagian kepala dan tubuhnya, terdapat celah misterius yang belum diketahui fungsinya. Beberapa peneliti berpendapat jika celah tersebut adalah mekanisme dari banda ini agar bisa terbang, dan inilah mekanisme yang mereka maksud.


Anggaplah jika para peneliti itu benar, dengan mekanisme seperti itu, apakah benda ini bisa terbang?

Enam artifak serupa juga dipajang di Chicago Field Museum of Natural History. Sedangkan, dua artifak lain disimpan di Smithsonian Museum of Natural History dan Museum of Primitive Art in New York City.

Artifak yang tersimpan dalam Museum Chicago dikatakan memiliki desain yang lebih detail dibandingkan dengan artifak yang lain.







Sementara itu, Ivan sangat yakin jika artifak-artifak tersebut adalah bukti nyata tentang kemajuan peradaban modern. Seperti yang ia katakan,

“The concrete evidence that the ancients knew of flight was forced upon us only a few years ago. Now we have to explain it. And when we do we will have to rearrange a great many of our concepts of ancient history.”

Terlihat ia sangat yakin jika artifak tersebut adalah bukti bahwa desain pesawat terbang modern telah ditemukan sejak ribuan tahun yang lalu.

Tetapi, tentu saja banyak yang meragukan statement Ivan itu. Mereka yang tidak setuju dengan pendapat Ivan, mengatakan jika mereka (Ivan cs.) terlalu cepat menyimpulkn bahwa artifak tersebut adalah desain pesawat terbang modern tanpa dilakukan penelitian lebih lanjut.

Teori tanpa pembuktian memang tidak lebih dari "omong kosong" belaka. Berbeda dengan Saqqara Bird yang telah diteliti dan sampai dibuat replikanya oleh ahli desain glider bernama Martin Greorie, Artifak Inca yang tidak bernama ini belum juga dibuktikan kebenarannya jika memang benda tersebut adalah sebuah pesawat terbang kuno.

Selain itu, tidak menutup kemungkinan jika artifak tersebut tidak lebih dari sebuah perhiasan masa lampau jika dilihat dari sisi artistiknya. Coba deh perhatikan dengan seksama, pasti kita akan melihat ukiran-ukiran pada bagian sayap, kepala,dan ekor benda ini.